Lomba Inotek 2025 UNISKA Kediri: Ajang Adu Kreativitas Teknologi, Pertanian, dan Sosial Budaya

Universitas Islam Kadiri (UNISKA) Kediri sukses menyelenggarakan Lomba Inovasi dan Teknologi (Inotek) 2025, sebuah ajang kompetisi yang mempertemukan ide-ide kreatif mahasiswa dan pelajar dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia. Kegiatan ini digelar di Kediri sebagai salah satu agenda tahunan UNISKA dalam mendorong lahirnya generasi muda yang inovatif dan solutif.

Lomba Inotek 2025 menghadirkan tiga kategori besar, yakni Website/Mobile Apps, Pertanian, Peternakan, Agribisnis & Energi, serta Sosial, Ekonomi & Budaya. Setiap kategori menampilkan gagasan dan karya unggulan yang dinilai berdasarkan inovasi, kebermanfaatan, potensi keberlanjutan, serta relevansinya terhadap kebutuhan masyarakat.

Hasilnya, dewan juri menetapkan sejumlah pemenang dari setiap kategori. Pada kategori Website/Mobile Apps, gelar juara pertama diraih oleh HealivAi dari SMK Telkom Jakarta dengan skor 281,25. Posisi kedua ditempati LautNusa dari SMK Telkom Malang (271,05), sementara juara ketiga jatuh pada Revolusi Gizi Digital dari SMK Bhakti Norma Husada (265,70). Dua penghargaan harapan diberikan kepada Sistem Pakar Stunting dari UNISKA Kediri dan BHARITA (Mesin Pintar Sampah) dari Politeknik Negeri Malang.

Pada kategori Pertanian, Peternakan, Agribisnis & Energi, inovasi PanenKu karya mahasiswa UNISKA Kediri berhasil meraih juara pertama dengan skor 273,45. Disusul oleh AGRIMATE (Climate Smart Agriculture) dari Universitas Trunojoyo Madura di posisi kedua, serta Pengering Tembakau IoT dari PSDKU Polinema Kediri di posisi ketiga. Sementara itu, penghargaan harapan diberikan kepada Eco White Char dan Smart Farming Hidroponik, keduanya merupakan inovasi mahasiswa UNISKA Kediri.

Sementara itu, kategori Sosial, Ekonomi & Budaya menobatkan JHEWA (Jamix Herb with AI) dari SMK Pawyatan Daha 1 Kediri sebagai juara pertama dengan skor 277,10. Posisi kedua diraih Mikroskop Limbah Kaca dari Politeknik Astra Jakarta, diikuti SORA-THERMOFORM (Rompi Edukatif) dari Universitas Diponegoro di peringkat ketiga. Dua penghargaan harapan diberikan kepada Mesin Pengepres Sampah Data Cloud dari Politeknik Negeri Malang dan VocaSign (Penerjemah Isyarat ke Suara) dari UNISKA Kediri.

Rektor UNISKA Kediri menegaskan bahwa ajang ini menjadi bukti nyata komitmen universitas dalam memfasilitasi karya inovatif anak bangsa. “Inotek 2025 bukan hanya kompetisi, tetapi wadah bagi generasi muda untuk melahirkan ide-ide kreatif yang dapat menjawab tantangan nyata di masyarakat,” ujarnya.

Dengan antusiasme peserta dan kualitas karya yang ditampilkan, Lomba Inotek 2025 diharapkan dapat menjadi pijakan lahirnya inovasi berkelanjutan. Melalui sinergi antara dunia pendidikan, industri, dan masyarakat, karya-karya ini berpotensi besar dikembangkan lebih lanjut untuk memberi manfaat luas bagi pembangunan bangsa.

Bagikan dengan :